Anak Jadi Konsumtif, Cari Tau Sebab dan Solusinya
PERILAKU hidup konsumtif sudah menjadi budaya di negara kita. Tak hanya dewasa, anak-anak pun tak terkecuali.
Bukan mustahil, bayi-bayi zaman sekarang sudah “rajin” dibawa ke mal. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab, anak jadi konsumtif. Apa saja penyebab lainnya? Berikut penjelasan Mike Rini Sutikno dari PT. Mitra Rencana Edukasi, sebagaimana dilansir Mom & Kiddie.
Orangtua. Anak yang memiliki perilaku konsumtif biasanya akibat dari orangtuanya yang memiliki sifat konsumtif. Segala sesuatu yang dilakukan oleh orangtua pasti akan ditiru sang anak. Misalnya, orangtua yang sering berbelanja ke mal atau selalu memberikan berbagai hadiah kepada anak, sebagai “imbalan” karena sudah belajar atau membereskan kamarnya. Padahal belajar, membereskan mainan adalah tugas dan kewajibannya sehingga nanti anak dapat belajar mandiri. Jika Moms di rumah demikian, hentikan kebiasaan tersebut sekarang juga!
Sering nonton televisi. Pengaruh media, seperti menonton televisi mendorong sifat konsumtif pada anak, sehingga anak jadi lebih sering lihat iklan atau apapun yang ada di televisi. Sebab banyak produk iklan yang sasarannya mengarah pada anak-anak. Produknya pun banyak yang warna warni sehingga menarik perhatian anak. Sebaiknya, dampingi anak saat menonton televisi.
Lingkungan sekitar. Perilaku konsumtif pada anak sebagian besar juga bisa disebabkan karena lingkungan sekitarnya. Selain orangtua anak juga meniru dari lingkungan sekitar, bisa dari teman sebayanya atau orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya.
Bisa Dicegah dengan…
Kenalkan anak tentang fungsi uang. Bicarakan mengenai fungsi uang kepada anak harus dimulai sejak dini, sehingga anak mengerti apa itu fungsi uang, yaitu sebagai alat tukar/bayar. Jika anak bertanya dari mana datangnya uang, sebaiknya orangtua jangan menjawab asal-asalan. Jawablah sesuai dengan pemahaman anak, seperti mama sama papa bisa dapat uangnya karena bekerja. Dengan demikian, ini membantu anak untuk mengerti bahwa kedua orangtuanya mendapatkan uang karena bekerja keras. Dia juga akan menghargai kerja keras yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.
Ajari anak menabung. Ajari anak untuk menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung, misalnya dengan cara membelikan celengan dengan warna dan bentuk yang menarik dan lucu, seperti tokoh kartun yang diidolakan oleh anak. Sehingga anak tertarik untuk menabung di celengan. Beri contoh kepada anak saat memasukkan uang ke dalam celengan, sambil menceritakan apa keuntungan jika dia rajin menabung.
Mengajak anak untuk pergi ke bank. Saat ini banyak tabungan yang dikhususkan untuk anak-anak. Walaupun anak belum bisa pergi ke bank sendiri, orangtua dapat mendampingi anaknya saat ke bank. Selalu beri pilihan pada anak untuk menabung sebagian uangnya dan beri penjelasan kepadanya agar dia lebih termotivasi lagi untuk menabung. Jelaskan pada anak jika dia punya tabungan, maka nanti dapat memiliki tujuan hidup yang lebih penting, membeli barang-barang yang dia inginkan tanpa menyusahakan orangtuanya. Menabung memang menunda kesenangan dulu, tapi hasilnya nanti jauh lebih baik.
Merawat barang-barang miliknya. Tidak ada salahnya membelikan sesuatu yang disenangi oleh anak. Akan tetapi jika ini dibiasakan dan sering justru ini akan menumbuhkan perilaku konsumtif anak, sebab jika diingat-ingat banyak orangtua yang membelikan barang untuk anaknya bukan untuk kebutuhan dan keperluan, tetapi semata-mata hanya untuk menyenangi anak.
Untuk itu, alangkah baiknya ajari anak untuk selalu merawat barang-barang miliknya sehingga anak dapat menghargai setiap barang yang dimilikinya. Selain itu, anak akan lebih lama lagi untuk membeli barang karena barangnya tersebut dirawat dengan baik dan tentunya ini akan mengurangi biaya pengeluaran orangtua.
Ajari anak untuk bersedekah. Selain sebagai alat bayar uang juga memiliki fungsi sebagai penolong, oleh karenanya beri tahu kepada anak bahwa uang itu bukan sekedar untuk konsep duniawi/bersenang-senang, tapi juga bisa untuk menolong orang.
Jangan Biarkan!
Anak yang terbiasa hidup konsumtif dan jika ini berlanjut sampai anak dewasa anak akan terobsesi dengan harta. Cari uang sebanyak-banyaknya demi memuaskan gaya hidup. Juga cenderung senang berspekulasi, bahkan melakukan tindakan kriminal. Anak yang konsumtif juga cenderung serakah dan materialistis serta sulit menghargai apa yang dimiliki cenderung cepat bosan, sehingga kurang bersyukur. Sense of belongin and caring juga sangat kurang.
Mulailah mengajarkan anak untuk tidak konsumtif. Beri tahu tujuan agar anak tidak boros dan pintar mengelola uang. Jelaskan juga filosofi atau pemahaman mengenai tentang arti kehidupan, agar tercukupi maka anak harus terbiasa hidup hemat. Ingat tekniknya adalah penjelasan yang disesuaikan dengan bahasa anak sehingga mudah dimengerti.
Labels:
Kids
0 comments:
Post a Comment